Saturday, December 14, 2019

Perbedaan antara Low-Level Language dan High-Level Language dalam Bahasa Pemrograman Komputer

Manusia berbicara atau berkomunikasi menggunakan berbagai bahasa, seperti Indonesia, Inggris, Jepang, dan Sunda. Dengan bahasa, manusia memberi dukungan, bertanya, menghimbau, meminta, hingga menyuruh.

Saat meminta anaknya untuk rajin belajar, seorang ayah mungkin berkata, "Nak, rajin rajinlah belajar supaya kelak kau menjadi orang yang berhasil!" Saat seorang bos berkebangsaan Inggris meminta salah seorang karyawan menemuinya di ruang kerjanya, ia mungkin akan mengatakan, "Come to my office, please!"

Ucapan yang disampaikan sang ayah di atas tentu hanya akan dipahami jika si anak tahu dan mengerti bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan perkataan si bos; hanya akan dipahami jika si karyawan mengerti bahasa Inggris.

Lantas, bagaimana halnya dengan komputer? Apakah kita bisa memberi perintah atau instruksi pada komputer menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, atau Jepang seperti halnya pada manusia?

Tentu saja tidak! Komputer bukanlah manusia, meski dibuat oleh dan untuk manusia.

Sebagai mesin yang terdiri dari komponen-komponen elektronika, komputer hanya mengerti angka 0 dan 1 yang biasa disebut sebagai "bahasa mesin" atau "kode mesin". Angka 0 dan 1 inilah yang menjadi "bahasa ibu" semua komputer. Istilah lain untuk menyebut bahasa mesin ini ialah low-level language atau bahasa beraras-rendah.

Bahasa Pemrograman Beraras-Rendah

Jadi, hanya dengan instruksi yang tersusun dari angka-angka nol dan satu inilah, kita bisa memberi instruksi pada komputer. Pada praktiknya, instruksi berupa angka nol dan satu ini diberikan melalui bahasa pemrograman yang dikelompokkan sebagai low-level language atau bahasa pemrograman beraras-rendah.

Program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman beraras-rendah ini dapat dieksekusi dengan cepat karena sangat efisien dalam penggunaan memori. Namun, bahasa pemrograman ini sangat sulit dipahami oleh orang awam dan membosankan bagi para si programmer. Pemrogram yang akan membuat program dengan bahasa pemrograman jenis ini pun dituntut untuk memiliki pengetahun teknis tentang cara kerja komputer.

Selain itu, bahasa pemrograman jenis ini sangat tergantung pada mesin (machine dependent). Artinya, satu buah instruksi yang sama dapat ditulis dalam kode-kode yang berbeda tergantung pada mesin tempat ia akan dijalankan karena satu mesin dapat berbeda jauh dari mesin yang lain.

Bahasa Pemrograman Beraras-Tinggi

Karena bahasa pemrograman beraras-rendah dirasa kurang praktis dan membosankan, maka kemudian dibuatlah bahasa pemrograman lain yang disebut high-level language atau bahasa pemrograman beraras-tinggi yang lebih berorientasi pada sisi si pembuat program.

Bahasa pemrograman beraras-tinggi ini terdiri dari kata-kata dan frase yang umumnya berasal dari bahasa Inggris (seperti: if, while, define, throw, echo, do, dan or) sehingga lebih mudah dipahami dan dipelajari.

Perbedaan

Jadi, bahasa-bahasa pemrograman dapat kita bagi ke dalam dua kelompok, yaitu: (1) bahasa pemrograman beraras-rendah dan (2) bahasa pemrograman beraras-tinggi. Secara garis besar, perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut:
  1. Bahasa pemrograman beraras-rendah lebih berorientasi pada mesin sedangkan bahasa pemrograman beraras-tinggi berorientasi pada bahasa manusia.
  2. Bahasa pemrograman beraras-rendah sangat tergantung pada mesin di mana ia akan dijalankan, sedangkan bahasa pemrograman beraras-tinggi dapat dijalankan di berbagai mesin atau platform tanpa perlu menulis kode-kode yang berbeda.
  3. Bahasa pemrograman beraras-rendah dapat dieksekusi lebih cepat dan efisien dalam penggunaan memori dibandingkan dengan bahasa pemrograman beraras-tinggi.
  4. Programmer yang akan membuat program menggunakan bahasa pemrograman beraras-rendah perlu mengetahui cara kerja komputer secara teknis. Dalam pemrograman beraras-rendah, pengetahuan seperti itu tidak diwajibkan.
  5. Debugging atau proses mencari dan mengoreksi error dalam pemrograman beraras-rendah lebih sulit dan memakan lebih banyak waktu dibandingkan dengan pemrograman beraras-tinggi.
  6. Program yang dibuat dengan bahasa pemrograman beraras-rendah lebih sulit dimodifikasi dibandingkan dengan program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman beraras-tinggi.

Demikian uraian singkat mengenai perbedaan antara low-level language dan high-level language dalam pemrograman komputer. Anda dapat pula memperoleh penjelasan mengenai topik ini secara audio-visual melalui video berikut.


Terima kasih dan semoga bermanfaat!