Friday, April 30, 2010

Harus Berani Berkomentar

Belajar menulis komentar
Artikel kali ini saya tulis karena terinspirasi setelah membaca tulisan Mas Joko (Author Diptara Blog) yang berjudul "Jangan tinggalkan komentar terpaksa."

Dari awal membangun blog Link Sukses ini kalau saya simpulkan selama dua bulan terakhir ternyata lebih banyak pembaca yang mengubungi saya melalui kontak form dan Facebook dari pada berdiskusi melalui komentar. Walaupun saya sudah menghapus Facebook badge di blog ini tetapi tentu saja mereka dapat dengan mudah menemukan profile saya di Facebook kemudian mengirim pesan melalui PM.

Di antara mereka yang enggan berkomentar adalah masih sesama blogger seperti saya, tetapi kebanyakan adalah para blogger pemula yang baru belajar membuat blog bahkan ada yang belum pernah membuat blog sama sekali. Latar belakang mereka juga beragam tetapi memang kebanyakan adalah adik-adik saya di tingkat Tsanawiyyah (Setingkat SMP) dan Muallimin (Setingkat SMA).

Kenapa mereka lebih senang mengirim pesan melalui email dan Facebook dari pada pada menulis komentar? Setelah saya tanyakan ternyata alasan mereka cukup beragam di antaranya :
  1. Merasa malu kalau komentarnya dibaca oleh orang lain, karena menurut pengakuan mereka ini bukan komentar tetapi pertanyaan jadi tidak pantas di tulis pada kolom komentar.
  2. Mereka beranggapan bahwa pertanyaan yang akan mereka tulis melalui komentar sepertinya sangat dasar sekali dan tidak mau diketahui oleh teman-temannya yang lebih dulu tahu masalah blogging.
  3. Takut salah, karena katanya para komentator sebelumnya terlihat seperti blogger senior dengan bahasa-bahasa yang belum dimengerti.
  4. Mereka melihat para komentator yang saling bertentangan dan terlihat sedikit tegang, akibatnya mereka yang justru hanya ingin bertanya melalui kolom komentar mengurungkan niat tersebut karena takut.
  5. Ingin belajar khusus (private lesson).
  6. Komentar atau pertanyaan melalui email menurut mereka dapat lebih panjang dan leluasa, kalaupun salah penulisan kata-kata tidak akan terlihat oleh publik.
  7. Ingin memberikan kritik pedas tanpa diketahui pembaca lain sebagai rasa rohmat sesama blogger.
Beberapa point di atas mungkin bagi kita biasa-biasa saja, sedikit panas, berbeda pendapat merupakan seni dan bumbu blogging untuk menghangatkan suasana di Blogoshpere yang penting etika berkomentar tetap dijaga, tetapi hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat, pemikiran. dan perasaan mereka yang enggan menulis pada kolom komentar.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, mereka menganggap bahwa kebanyakan blog seperti itu tidak terkecuali Link Sukses. (maaf data-data atau screen shoot) dari pengirim email melalui kontak form dan PM di Facebook tidak bisa saya publikasikan. Padahal kalau saja mereka tidak berpikiran seperti itu dan mereka berani menulis komentar baik dalam bentuk pertanyaan atau saran, kemungkinan besar masalah mereka akan dibantu oleh pembaca lain yang lebih faham.

Sampai saat ini saya hanya berusaha menulis sebuah artikel yang dapat dengan mudah dipahami khususnya oleh pemula dan selalu saya pancing agar nereka tidak malu berdiskusi sekalipun melalui kolom komentar yang terbatas. Di samping itu saya mencoba menghilangkan image mereka bahwa tidak semua blog dan penulis seperti yang mereka nilai, dan tidak semua komentator juga demikian. Banyak blogger senior yang memiliki blog yag sudah populer sengaja berkunjung dan berdiskusi pada blog-blog pemula dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil dari pemula yang tidak dijawab oleh pembaca lain bahkan oleh penulisnya sendiri.

Kalau Anda pernah mengalami hal serup, silahkan sharing di sini.