Friday, March 23, 2012

Transistor Sebagai Penguat

Salah satu fungsi transistor yang paling banyak digunakan di dunia Elektronika Analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus,penguar tegangan, dan penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain.

Prinsip kerja transistor pada contoh rangkaian di bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan lebih dari tegangan sumber (Vcc) Transistor.

Transistor Sebagai Penguat
Rangkaian transistor sebagai penguat

Transistor Sebagai Penguat
Bentuk signal input dan output penguatan


Pada gambar pertama (Transistor Sebagai Penguat), tegangan pada Basis (dalam mV) dikuatkan oleh Transistor menjadi besar (dalam Volt). Perubahan besarnya tegangan output pada Collector akan mengikuti perubahan tegangan input pada Basis. Pada gambar kedua dapat terlihat perubahan dan bentuk gelombang antara input dan output yang telihat melalui Osciloscope.

Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, penguat transistor dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
  1. Common Base
    Penguat Common Base digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/ ditanahkan.

    Penguat Common Base


    Sifat-sifat Penguat Common Base:
    • Isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil
    • Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat menguatkan sinyal kecil
    • Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi
    • Dapat dipakai sebagai buffer
  2. Penguat Common Emitor
    Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.

    Penguat Common Emitor


    Sifat-sifat Penguat Common Emitor:
    • Signal output berbeda phasa 180 derajat
    • Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.
    • Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah)
    • Stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor
  3. Penguat Common Collector
    Penguat Common Collector digunakan sebagai penguat arus. Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama dengan tegangan input.

    Penguat Common Collector


    Sifat-sifat Penguat Common Collector:
    • Signal output dan sigal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor)
    • Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu)
    • Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor)
    • Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga cocok digunakan sebagai buffer
Referensi :
  1. InfoServiceTV.com
  2. Electronics Tutorials
  3. http://en.wikipedia.org/wiki/Common_base
  4. http://en.wikipedia.org/wiki/Common_emitter
  5. http://en.wikipedia.org/wiki/Emitter_follower